Kamis, 07 Oktober 2010

Metode Langsung Dalam Pengajaran Bahasa Asing

A.    Definisi Metode Langsung
Metode langsung adalah metode yang memprioritaskan pada keterampilan berbicara. Metode ini muncul karena ketidakpuasan terhadap hasil pengajaran bahasa dari metode sebelumnya, metode gramatika tarjamah, yang dipandang memperlakukan bahasa sebagai sesuatu yang mati. Seruan-seruan yang menuntut adanya perubahan-perubahan mendasar dalam cara pembelajaran bahasa itu mendapatkan momentumnya pada awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika, serta digunakan baik di negara arab maupun di negara-negara Islam di Asia termasuk Indonesia pada waktu yang bersamaan.
Sebagai sebuah reaksi proaktif terhadap metode gramatika tarjamah, maka karakteristik dari metode ini adalah :
1. Memberi Prioritas yang tinggi pada keterampilan berbicara sebagai ganti keterampilan membaca, menulis dan terjemah.
2. Basis pembelajarannya terfokus pada tehnik demonstrative, menirukan dan menghafal langsung, di mana murid-murid mengulang-ulang kata-kata, kalimat, dan percakapan melalui aosiasi, konteks dan definisi yang diajarkan secara induktif, yaitu berangkat dari contoh-contoh kemudian diambil kesimpulan.
3.   Mengelakan jauh-jauh penggunaan bahasa ibu
4.  Kemampuan komunikasi lisan dilatih secara tepat melalui Tanya jawab yang terencana dalam pola interaksi yang bervariasi, dan
5.  interaksi anatar guru dan murid terjalin secara aktif, di mana guru berperan memberikan stimulus berupa contoh, sedangkan siswa hanya merespon dalam bentuk menirukan, menjawab pertanyaan dan memperagakannya.
Metode ini berangkat dari asumsi dasar, bahwa pembelajaran bahasa asing tidaklah jauh berbeda dengan belajar bahasa ibu, yaitu dengan penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi keseharian, di mana tahapnnya bermula dari mendengarkan kata-kata, menirukan secara lisan, sedangkan mengarang dan membaca dikembangkan kemudian,. Metode ini berorientasi pada pembentukan ketrampilan pelajar agar mampu berbicara secara spontanitas dengan tata bahasa yang fungsional dan berfungsi untuk mengontrol kebenaran ujarannya, bak penutur asli.

B.     Prinsip-Prinsip Metode Langsung
Metode langsung dalam pengajaran bahasa adalah  metode yang didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Tujuan pengajaran yang ingin dicapai adalah penguasaan dan pengembangan rasa bahasa yang naluriah yang berakar dalam hubungan langsung antara pengalaman dan ekspresi. Rasa bahasa ini bersumber pada bahasan lisan. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya mula-mula diutamakan, sedangkan membaca dan mengarang diberikan kemudian.
2.  Untuk menjaga hubungan langsung antara pengalaman dan ekspresi. maka pemakaian bahasa lain sebagai perantara tidak dilakukan.
3.  Pengajaran diberikan sesuai dengan garis yang dilalui oleh pembelajar dalam belajar bahasa ibunya.
4.  Penguasaan struktur dan pemakaian bahasa diajarkan secara induktif
5.  Jumlah waktu yang terbanyak diberikan untuk latihan-latihan berbahasa lisan
6.  Dalam kelas diciptakan suasana belajar yang menguntungkan
7.  Minat belajar pembelajar harus ditimbulkan dalam pelajaran itu sendiri.
Berdasarkan prinsip-prinsip di atas, tampak metode langsung adalah metode bahasa yang dalam pelaksanaannya menolak pemakaian bahasa ibu pembelajar.
Metode Langsung mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Materi pelajaran pertama-tama diberikan kata demi kata, kemudian struktur kalimat
  2. Gramatika diajarkan hanya bersifat sambil lalu, dan siswa tidak dituntut menghafal rumus-rumus gramatika, tapi yang utam adalah siswa mampu mengucapkan bahasa secara baik
  3. Dalam proses pengajaran senantiasa menggunakan alat bantu (alat peraga) baik berupa alat peraga langsung atau tidak langsung (benda tiruan) maupun peragaan melalui simbol-simbol atau gerakan-gerakan tertentu
  4. Setelah masuk kelas, siswa atau anak didik benar-benar dikondisikan untuk menerima dan bercakap-cakap dalam bahasa asing, dan dilarang menggunakan bahasa lain.

C.    Penerapan Metode Langsung
Semua aspek bahasa yang diajarkan dan disinggung tidak dalam bentuk formal, kata-kata diajarkan dengan langsung menghubungkannya dengan benda-benda, situasi-situasi, pekerjaan pekerjaan yang dilukiskan oleh kata-kata itu.
Sejak permulaan pengajaran pembelajaran dibiasakan mendengarkan pola-pola, irama dan intonasi bahasa itu dan mereka didorong melakukannya sebanyak mungkin. Bahasa itu diajarkan secara fungsional tanpa memberikan tata bahasa secara formal dan berdiri sendiri.
Kata-kata dan pola-pola bahasa itu diajarkan dengan menyajikan gambar-gambar, benda-benda atau tiruan bendanya, dengan mendramatisasikan perbuatan-perbuatan yang terkandung di dalamnya. Jika dirasa perlu, memberikan penjelasan-penjelasan dengan bahasa itu, tanpa bantuan terjemahan atau penjelasan dalam bahasa ibu pembelajar.
Dengan cara demikian, sejak permulaan pengajaran terbentuklah pada pembelajar hubungan yang rapat antara pengertian-pengertian dan gagasan-gagasan dengan kata-kata dan struktur-struktur bahasa yang diajarkan itu. Sejak permulaan pengajaran pembelajar telah didorong berpikir dalam bahasa itu. Dengan cara demikian paling kurang dalam kelas itu pengajar berusaha menciptakan susasna masyarakat sebagai mana yang terdapat dalam masyarakat bahasa itu. Hal ini sekaligus berarti bahwa pengajar berusaha mengajar pembelajar berbahasa sebagaimana mereka mempelajari bahasa ibunya.
Pelaksanaan metode langsung secara murni dapat digambarkan sebagai berikut.
1. anak-anak disuruh meniru perbuatan pengajar dan diiringi dengan berbicara (perkataan atau kalimat yang menggambarkan perbuatan itu).
2. kemudian gerak dan berbicara ini dilanjutkan dengan dialog ringkas, percakapan segi-tiga, berempat, dan seterusnya sampai akhirnya pelajaran menjadi sebuah sandiwara kecil, penuh dengan gerak gerik dan penggunaan bahasa.
3.  Kemudian pelajaran dilanjutkan dengan permainan yang lebih panjang.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Metode Langsung
1.  Kelebihan Metode Langsung
Diantara kelebihan-kelebihan yang dimiliki metode langsung adalah :
a.  Murid mampu dan pandai beribaca seperti penutur asli dan mendengarkan bahasa arab
b. Murid menguasai banyak kosa kata bahasa arab dan mengetahui bagaimana menerapkannya dalam berbicara sehari-hari.
c.  Murid tidak menguasai tata bahasa kecuali hanya fungsional tapi tidak teori
d.  Kita dapat menghindarkan diri dari menyuruh pembelajar menghafal bahasa baku yang kadang-kadang tidak sesuai dengan pemakaian bahasa yang sesungguhnya dalam masyarakat.
e.  Perhatian dan kegiatan-kegiatan pembelajar akan lebih besar daripada menerima pelajaran secara verbalistik.
f.  Siswa termotivasi untuk dapat menyebutkan dan mengerti kata-kata kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya, apalagi guru menggunakan alat peraga dan macam-macam media yang menyenangkan
g. Karena metode ini biasanya guru mula-mula mengajarkan kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana yang dapat dimengerti dan diketahui oleh siswa dalam bahasa sehari-hari misalnya (pena, pensil, bangku, meja, dan lain-lain), maka siswa dapat dengan mudah menangkap simbol-simbol bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya.
h. Metode ini relatif banyak menggunakan berbagai macam alat peraga : apakah video, film, radio kaset, tape recorder, dan berbagaimedia/alat peraga yang dibuat sendiri, maka metode ini menarik minat siswa, karena sudah merasa senang/tertarik, maka pelajaran terasa tidak sulit
i.  Siswa memperoleh pengalaman langsung danpraktis, sekalipun mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami sepenuhnya
j.  Alat ucap / lidah siswa/anak didik menjadi terlatih dan jika menerima ucapan-ucapan yang semula sering terdengar dan terucapkan
2.      Kekurangan Metode Langsung
Diantara kekurangan yang dimiliki oleh metode langsung adalah:
a.  Murid-murid lemah dalam qiroah
b.  Metode ini membutuhkan guru yang pandai dalam berbicara bahasa arab
c.  Metode ini tidak bisa di terapkan dalam kelas yang besar
d. Tidak menggunakan bahasa ibu jadi membutuhkan waktu yang lama dalam menerangkan kosa kata.
e.  Pengajaran dapat menjadi pasif, jika guru tidakdapat memotivasi siswa, bahkan mungkin sekali siswa merasa jenuh dan merasa dfongkol karena kata-kata dan kalimat yang dituturkan gurunya itu tidak pernah dapat dimengerti, karena memang guru hanya menggunakan bahasa asing tanpa diterjemahkan ke dalam bahasa anak.
f.  Pada tingkat-tingkat permulaan kelihatannya metode ini terasa sulit diterapkan, karena siswa belum memiliki bahan (perbendaharaan kata) yang sudah dimengerti
g. Meskipun pada dasarnya metode ini guru tidak boleh menggunakan bahasa sehari-hari dalam menyampaikan bahan pelajaran bahasa asing tapi pada kenyataannya tidak selalu konsisten demikian, guru terpaksa misalnya menterjemahkan kata-kata sulit bahasa asing itu ke dalam bahasa anak didik.

E.     Keritikan terhadap Metode Langsung
Kritikan-kritikan yang sering dikemukakan orang terhadap metode ini adalah sebagai berikut:
1.  Tidak semua vokabuler dapat diajarkan dengan cara menghubungkan secara langsung benda, situasi atau pekerjaan yang digambarkannya. Sebagian harus dijelaskan dengan memberikan sinonim, antonim, defmisi, penjelasan-penjelasan atau dalam pemakaiannya. Oleh karena itu banyak kesukaran yang dihadapi dan kesalahan-kesalahan mudah terjadi.\
2. Pembelajar cendcrung secara diam-diam menterjemahkan lebih dahulu dalam hati kata-kata bahasa baru itu ke dalam bahasa ibunya dalam usahanya mencari persamaan pengertian yang dikemukakan dalam bahasa baru itu. Dalam hal ini tampak metode langsung lebih kompleks daripada metode terjemahan.
3.  Jika semua kata harus diajarkan demikian, kemajuan dalam pelajaran membaca pada taraf- taraf permulaan cenderung menjadi lambat.
4.  Pembelajar memperoleh pengetahuan kata-kata secara berlebih-lebihan. Sedangkan penguasaan dalam pemakaiannya tidak seberapa.
5.  Pembelajar memperoleh kesukaran tentang bentuk-bentuk tata bahasa oleh karena media dalam menerangkan bentuk-bentuk bahasa ini merupakan sumber kesukaran. Hanya di kelas-kelas lebih tinggi pembelajar dapat dianggap mampu berpikir dalam bahasa itu.
6.  Jika pengajar dapat menciptakan suasana pembelajar belajar bahasa ibunya, kita dapat mengharapkan hasil pengajaran yang baik, tetapi suasana kelas yang seperti itu hanya berlangsung dalam waktu yang p ndek, sedangkan suasana yang persis sama jarang dapat dipertahankan untuk waktu yang lama.
Metode langsung tidak mengemukakan seuatu tentang pemilihan bahan, penentuan urutan bahan dan sangat sedikit mengemukakan cara-cara penyajian